DOWNLOAD NOVEL LOVE IS YOU FREE

DOWNLOAD NOVEL LOVE IS YOU FREE

Selasa, 30 Desember 2014

Sinopsis Lengkap Confessions ( Kokuhaku ) J-Movie

CONFESSIONS (KOKUHAKU) YEAR 2010 GENRE Thriller, Drama CAST Takako Matsu, Yukito Nishii,
Kaoru Fujiwara
WRITER Tetsuya Nakashima DIRECTOR Tetsuya Nakashima

 Sinopsis_
Seorang wali murid dari kelas 1B bernama Moriguchi ketika mengajar guru tersebut tak pernah digagas oleh para muridnya. Mereka hanya menikmati susu kotak yang diberikan oleh guru tersebut dan asik dengan kegiatan mereka masing masing.

Pandangan mereka akhirnya teralihkan saat guru tersebut mengabarkan kalau hari ini adalah haru terakhirnya mengajar. Semua anak seakan agak tidak perduli. Dan gurupun akhirnya meneruskan bicaranya. Kelas mendadak hening ketika guru itu memberikan pengumuman kepada mereka bahwa anaknya Manami yang berumur 4 tahun tewas dibunuh oleh dua orang siswa yang ada dikelas ini.

Guru tersebut mengaku mereka berdua yang membunuh anaknya tidak bisa dijeret kedalam penjara karena mereka terlindungi hukum kriminal nahwa mereka masih dibawah umur.Karena itu, sang ibu guru memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab tersebut dengan tangannya sendiri.

Yang paling membuat murid tercengang adalah sang guru mengaku bahwa didalam dua susu kotak yang tadi diberikan oleh para murid sudah dicampurkan darah yang terinfeksi HIV dan guru tersebut sudah memastikan bahwa dua kotak susu tersebut sudah diminum oleh kedua murid pelaku pembunuhan anaknya.

Sang guru memberikan klu kepada siswa yang membunuh anaknya. Yang pertama adalah si A sang anak yang pintar, jenius  dan berprestasi. Dan si B adalah siswa yang cenderung tertutup dan tak punya teman.

Film Jepang satu ini dikemas dengan baik dari mulai para siswa yang nggak ngehargai gurunya didepan kelas dan tidak punya sopan santun. Yang kedua kasus Bullying penindasan terhadap yang lemah, ketiga anak yang masih dibawah umur mampu membunuh bahkan memutilasi. dan yang keempat kasus orang tua yang terlalu menuntut anaknya untuk selalu berbuat lebih. Dan yang terakhir saat sang anak melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian oleh orang tuanya yang selama ini belum pernah ia dapatkan.

 Dan akhirnya otak pembunuhan adalah siswa A. Dia membunuh hanya karena ingin menjadi pusat perhatian dari mamanya. Perhatian yang belum ia dapatkan bahkan saat ia memperoleh penghargaan nasional. Dan siswa B yang menjadi tangan kanan dari si A. Siswa B bertindak sebagai eksekutor karena ia ingin memiliki teman.

The End _

Senin, 29 Desember 2014

Sinopsis Lengkap "The Snow White Murder Case"


shirayuki-hime-satsujin-jiken-poster
Pemain : 
 Mao Inoue – Miki Jono
Gou Ayano – Yuji Akahoshi (TV show director)
Nanao – Noriko Miki
Nobuaki Kaneko
Erena Ono
Mitsuki Tanimura
Shota Sometani
Misako Renbutsu – Risako Karino
Shihori Kanjiya
Katsuhisa Namase







                                            
Sinopsis

Noriko Miki wanita cantik yang bekerja di sebuah perusahaan kosmetik. Suatu hari, Noriko dibunuh. Ia sudah ditusuk sebanyak 10 kali dan akhirnya dibakar di lembah Shigure. Semua orang termasuk polisi mencari pembunuhnya tetapi sampai saat ini mereka belum menemukan tentang titik terang siapa pelakunya.



Risako Kano, seorang teman dekat dari Noriko menghubungi temannya yang bekerja di sebuah acara stasiun televisi (Yuji Akahoshi). Ia mengatakan bahwa ia mencurigai salah seorang temannya yang bernama Miki Jono yang juga temannya dikantor sebagai pembunuh dari Noriko. Apalagi kecurigaan bertambah besar karena sejak kejadian itu Miki menghilang bak ditelan bumi.

                                              
Risako Kano mengatakan pada wartawan itu kalau bisa saja Miki cemburu terhadap Noriko karena sejak ada Noriko hubungannya dengan Shinoyama hancur dan itulah penyebab Miki membunuh Noriko.

Yuji terus menghubungi semua teman Miki dan menemukan Michan yang juga teman Noriko dan Miki. Namun hal itu juga menyudutkan Miki sebagai pembunuh. Michan mengatakan kalau Miki adalah orang yang aneh dan pernah menatap Noriko dengan tatapan melotot dan penuh kebencian.
Sampai akhirnya Yuji mewawancarai kekasih yang disebut2 Risako waktu itu. Namun kekasihnya itu menyangkalnya. Ia mengaku tidak pernah menjalin hubungan dengan Miki dan membuat Miki semakin tersudut sebagai pembunuh. Ia mengaku kalau dirinya selalu dikejar kejar dan diusik oleh Miki dan membuatnya tidak nyaman.

Suspicious minds: The colleagues of a mousy office worker (Mao Inoue) spread salacious gossip about her following the murder of a colleague in 'Shirayuki Hime Satsujin Jiken.' | © 2014

Setelah mewawancarai mereka semua Yuji selalu memposting kegiatannya di media sosial dan hal itu membuat banyak komentar yang pro kontra. Kenapa masalah seperti ini  diposting dipublik dan hanya dinilai secara subjektif tanpa ada bukti. Tapi media televisi terlanjur menyiarkan acara tersebut dan semakin menyudutkan Miki sebagai pembunuh.

Salah seorang yang tidak setuju atas kelakuan Yuji yang selalu memposting kejelekan Miki adalah Nori-mi. Ia adalah teman dekat Miki saat sekolah. Dia mengatakan Miki adalah orang yang terlalu polos dan baik mana mungkin dia bisa membunuh.

Sejak saat itu Yuji Akahoshi mulai mewawancarai semua orang yang berkaitan dengan Miki baik itu keluarga, teman, sahabat dari kota kelahirannya. Dan ketika ada sebuah kebenaran Televisi mulai menutupi kisahnya. Rumor berubah menjadi ketakutan. Masyarakat terlanjur percaya akan tayangan televisi itu.

Disana. Ditempat Miki bersembunyi. Ia sangat syok. Ia depresi. Semua orang telah mempercayai bahwa dirinya adalah seorang pembunuh. Ia berniat bunuh diri. Namun saat ia akan bunuh diri. Pemberitaan televisi akhirnya polisi dapat mengungkap kejadian yang sebenarnya.

Risako kano adalah pelaku sebenarnya. 

Noriko memang dicap sebagai seorang yang mempunyai dua muka. Baik didepan para lelaki dan buruk dihadapan para wanita apalagi yang ia tidak sukai. Namun yang paling sakit hati adalah Risako Kano. Dan itu yang membuat Risako membunuh Noriko.

Bagaimana tidak. Karena perbuatan Noriko lah Risako dituduh mencuri. Noriko juga pernah membuat Risako kehilangan muka dan kehilangan harga diri didepan teman temannya. Sejak saat itu Risako depresi dan malah benar benar menjadi pencuri yang untuk menghilangkan stres karena Noriko.

Risako dengan dendamnya itu akhirnya membunuh Noriko. Dan melihat kesempatan terhadap Miki yang notabene adalah orang aneh. Risako membuat cara sedemikian rupa agar semua orang menganggap Miki adalah seorang pembunuh.

Kasus terpecahkan. Acara televisi yang digawangi Yuji akhirnya mendapat banyak cercaan karena mengabarkan berita bohong. Yuji dikeluarkan dari perusahaan.

CERPEN PEJANTAN TANGGUH



“PEJANTAN TANGGUH”

         Aku ingin dicintai bukan hanya mencintai, tapi aku juga ingin mencintai dan juga dicintai.
         Aku menutup diaryku pelan. Pikiranku menerawang jauh. Huffft … Andai aja semua orang ngerti apa yang aku alamin sekarang.
         Emang salah ya, kalo’ cowok suka nulis Diary? Emang salah kalo’ cowok suka sama warna pink, Emang salah kalo’ misalnya aku dapet pacar plus nerima aku apa adanya meski aku terlihat feminine???
         Aku menghempaskan tubuhku di ranjang kamarku. Emang sih kalo’ dipikir-pikir aku tuh sebenernya cool abis!!! Dengan tampang diatas standar, dan juga muka yang manis abis, sebenernya gampang-gampang aja ngebuat cewek-cewek klepek-klepek jatuh cinta sama aku. Ditambah lagi Jazz biru yang tiap hari nangkring di parkiran sekolahku bisa buat modal awal buat narik simpatik cewek jaman sekarang.
         Tapi … semua itu seakan nggak ada apa-apanya jika para woman udah ngenal aku dan mendapati aku sebagai cowok feminine. “Huffft …. Nyebelin!!!!” Aku melempar bantalku sembarangan.
         Ku pandangi seluruh dinding kamarku. Penuh warna pink, dan kecewe’an. Tapi aku nyaman dengan semua ini. Banyak anak yang nganggep aku gay, nggak normal atau sejenisnya, tapi aku fine fine aja. Tapi setelah aku ngenal Keyra, entah kenapa aku selalu pengen ngerubah semua sifat-sifat aku. Aku pengen jadi cowok-cowok kebanyakan, aku pengen normal meski sebenernya aku 100 % normal cowok. Aku pengen jadi ‘Pejantan Tangguh’.
         Ya, Aku jatuh cinta sama Key, dan harus bisa dapetin dia meski sempat ditolak dengan alasan karena hidup gue yang feminine ini.
         “Oh God …” desisku.
         Aku masih terbayang perkataan Key kemarin sore.
         “Sorry Riko, aku nggak bisa! Sebenernya aku suka sama kamu, tapi kalo’ mengingat kebiasaan-kebiasaan kamu, entah kenapa aku jadi ilfil sendiri. Aku malu kalo’ mesti jalan sama kamu. Apa kata anak-anak kalo’ ternyata aku pacaran sama “cewek”? Seandainya kamu bisa berubah, aku mau pertimbangin lagi.”
         Perih banget deh rasanya, tapi gimana dong? Aku cinta Key, dan aku pengen ngedapetin dia.
         Pagipun datang.
         HUUUAAAAAHHHH.
         Aku masih menguap selebar-lebarnya. Segera aku bersiap-siap memakai seragamku dan memakai Aksesoris yang mustinya sekarang udah kubikin se Maco mungkin. Hari ini kuspesialkan memakai Ninja kepunyaan abangku dan langsung tancap gas go to school.
         Hari ini aku sukses bikin semua anak di sekolah terbelalak melihatku yang udah jadi laki-laki sejati. Dua bulan sudah aku mempertahankan ke Macoanku, dua bulan itu juga aku tambah lengket sama Key. Nggak tau kenapa aku ngerasa sekarang yang paling getol sama hubungan kita malah dia. Hingga akhirnya yang nembak bukan aku malahan dia. Sekarang kita resmi jadian.
         “Say, jalan-jalan yuk, ke Mall. Lagi banyak diskon lohh!!!” Pintanya ketika jam istirahat.
         “Ahhh, nggak ah bentar lagi semesteran, nanti nggak naek kelas lo. Emang mau terus-terusan jadi kelas 2?” Jawabku mengelak.
         “Kok gitu sih, ayo dong!!!”
         Nggak betah sama rengekannya, mau nggak mau aku iya’in aja sekalian.
         Lama-lama aku jadi enggak betah sama Key, sukanya shopping muluk. Apa apa mesti bayarin. Beli ini beli itu. Anter sana anter sini. Gelendotan kaya’ anak kecil. Hiii aku jadi risih juga.
         Ternyata sudah setengah taun aku mempertahankan ke Macoanku, tapi entah kenapa aku nggak nyaman dengan semua ini. Rasanya munafiq jika aku harus bertahan terus. Tapi, kalo’ nggak gini, Key gimana? Aku masih sayang sama dia!!!
         Hari ini, jadwalku nemenin dia shopping lagi. Haduuuh … pasti dompetku bakal kekuras lagi. Ternyata bener, nggak tanggung-tanggung, dia minta dibeliin cincin dengan harga 3 juta. Bussseeeeeettttt!!!!! Matre banget nih anak!!! Tapi lagi-lagi aku terhipnotis sama bujuk rayunya. Oke lah …
         Enggak puas sama cincin, dia ngajak aku ke deretan baju-baju yang super mewah. Ia masukin hampir 15 baju dan memasukkan kedalam keranjang dan segera menuju ke tempat pembayaran. Gilaaaaa!!!!! Ini sih perampokan  besar-besaran. Kalo’ diitung-itung bisa nyampek 2 juta nih baju segini banyak!!!
         “Ayo yanxs, ajaknya!”
         Dan lagi-lagi aku harus bayarin Key.
         “Yanxs, lapeeerrrr!!!”
         Cuuiiihhh, dasar matre nih cewek. Aku kerjain baru tau’ rasa!!
         Aku ajak Key ke Restourant termahal di kota ini dan langsung memesan makanan yang juga super duper mahal.
         “Aduuuhhh.” Rintihku ditengah-tengah menikmati hidangan.
         “Kenapa say?”
         “Aku mau ke toilet bentar ya.”
         “Ya udah deh sana!!!! Jangan malu-maluin.”
         Key tak tau kalau aku kini sudah pulang menaiki Jazzku, sengaja kutinggalkan dia menikmati sisa-sisa hidangan yang tersedia.
         Kriiingggg … Suara HPku berbunyi.
         “Mas, anda sukses berat. Mbaknya tadi sekarang lagi nyuci piring segudang didapur.”
         “HA HA HA HA.” Tawaku kian meledak. “Sekalian aja suruh ngepel ya!”
         “Siiip!!!!”
         Aku masih ngebayangin gimana malunya Key di Restauran itu. “Kasian banget sih lu Key!!! Makanya jadi cewek jangan matre-matre!!!” HA HA HA HA.
         Ku hempaskan tubuhku ke ranjang seperti biasa. “BE MY SELF!!!”
         Aku tersenyum. “Aku mau jadi feminine lagi, aku mau jadi diriku sendiri. Aku nggak nyaman dengan ini semua. Buat apa ngubah cara hidup, kalo’ ternyata kita nggak bisa nikmatinnya. “Akhhhh! Toh, Tuhan sudah berjanji kalau hidup itu pasti diciptakan berpasang-pasangan. Aku yakin aku akan ngedapetin orang yang aku cintai dan mencintaiku. Entah besok, lusa, atau kapan. Good bye Key!!! Aku udah ilfil ma kamu!!!!!”
         Ku toleh HPku, dari tadi banyak miskol dan SMS dari Key menanyakan aku dimana. Tapi ya udahlahlah, syukurin aja!!! Jadi cewek matre gitu! Untung nggak kejebak lebih jauh lagi.
by Devi Nandasari

Cerpen I Love You Too ( bagian 2 )



Nado Saranghae .. Aku juga mencintaimu .. I Love You Too
( bagian 2 )

....... Semua keluarganya sangat syok, apalagi Kirana. Kirana masih tak terima kalau calon suaminya cacat. Ia bingung harus bagaimana, ia meminta para dokter untuk segera memperbaiki mukanya. Tapi sayang, operasi tidak bisa dilakukan sekarang karena kondisi Viko masih belum pulih benar dan hal itu membuatnya sangat kecewa.
            Berita duka itu ternyata telah sampai ke negeri Korea. Tak usah fikir panjang lagi Dhea langsung memesan tiket untuk pulang dengan sisa tabungannya yang masih ada meskipun dia saat ini sedang dalam ujian. Ia tak peduli, yang ia pedulikan hanya kesehatan Viko. Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta ia tak menuju rumahnya melainkan menuju Rumah Sakit ke tempat Viko dirawat. Sayang, Dhea kesana tak membuahkan hasil, Viko sudah dibawa kerumah karena ia tetap harus melangsungkan pernikahanya dengan Kirana. Dhea syok setengah mati, ternyata ia salah langkah. Jauh jauh dari Korea ternyata hanya harus menyaksikan orang yang dicintainya menikah dengan wanita lain. Kaki Dhea lemas, ia tak percaya, tapi kemudian ia bangkit lagi, ia harus kuat, apapun yang terjadi ia harus mau melihat orang yang dicintainya bahagia.
            Dengan langkah yang gontai ia menuju hotel tempat pernikahan Viko diselenggarakan. Orang orang sudah berkumpul disana, menunggu sang mempelai wanita yang tak kunjung datang dari setengah jam yang lalu. Dhea bingung, setelah menanyai banyak orang disana, ia berhasil mendapatkan kamar tempat Viko dirias.
            “Viko ...” Panggil Dhea.
            Viko menoleh. Wajah Viko benar benar membuat Dhea syok. Wajahnya benar benar parah. Tapi melihatnya sudah sehat seperti ini Dhea sudah sangat bahagia. Dhea tak bisa membendung rasa kangennya, dipeluknya Viko dengan erat.
            “Dhea ...” Desisnya tak percaya. “Loe bukannya di Korea.”
            “Gue pulang pengen liat elo Vik. Loe katanya kecelakaan. Loe udah sehat kan?” Tanyanya memburu.
            Viko membalas pelukannya dengan sangat erat pula.
            “Selamet ya, loe bakalan jadi suami muda sukses.” Kata Dhea lagi.
            Viko melepas pelukannya. Mukanya mendadak sayu. “Aku harap begitu Dhe.”
            Suara ketoka pintu mengagetkan mereka berdua. Orang tua Viko datang dengan wajah yang sangat sedih. “Maaf nak kalau ini berita buruk. Barusan orang tua Kirana telfon, mendadak ia harus berangkat ke Bali karena harus tes wawancara. Dia diterima kerja disana. Dan mereka juga bilang kalau pernikahan ini dibatalkan.”
            “Apa???” Malah Dhea yang pertama kali syok. “Hari H dia menikah malah membatalkan gitu aja via telfon. Apa dia gila tante? Ini hari pernikahan mereka berdua?”
            Viko menenangkan Dhea. “Udah Dhe, udah.” Viko sedikit mendesah. “Gue tahu kalau dia udah nggak mau sama gue.” Viko berusaha tegar membendung air matanya. “Gue tahu dia nggak bisa nerima gue karena sekarang gue udah cacat. Gue nyadar kok.” Viko tersenyum, kemudian menatap orang tuanya. “Nggak akan ada orang yang menikah hari ini. Semua kejadian ini, nyadarin aku buat tahu sifat dia sebenernya.”
                        Dhea menatap mereka dengan tangisan. Setega itukah Kirana melakukan semua ini? Tanyanya dalam hati.
            Hari selanjutnya, Dhea masih menemui Viko. Dhea ingin menemani hari harinya yang kacau. “Viko ...” Tanyanya pelan.
            Viko menoleh. “Gue tau ini bukan waktu yang tepat. Tapi besok gue udah balik lagi ke Korea. Gue takut nggak punya kesempatan buat ngomong ini.” Dhea nampak berfikir. “Gue cinta sama elo.”
            Viko ternganga. Lima detik ia diam. Tapi akhirnya Viko membuka suara. “Sejak kapan?”
            “Sejak kita masih sekolah bareng, ngapa ngapain bareng. Sejak ...” Dhea melihat ekspresi Viko, sepertinya Viko tak senang. Dhea tahu ini bakalan terjadi. Viko tidak pernah mencintainya. Akhirnya Dhea diam tak melanjutkan kata katanya.
            “Hahaha.” Dhea tertawa. “Gue tahu kok. Lupain aja. Nggak papa kalik kalok loe nggak bisa, gue ngerti. Nggak usah terlalu dipikirin.”
            Viko menangis. “Maafin aku.” Viko memeluk erat Dhea. Dhea tahu kalau saat ini Viko tidak bisa menjawab apa apa. Yang dia cintai dari dulu sampai sekarang tetap sama. Kirana.
            “Apa loe nggak jijik liat wajah gue.” Tanya Viko ditengah tangisannya.
            “Apa loe sepicik itu nganggep gue cinta sama elo hanya dari fisik doang.”
            “Sorry.” Viko minta maaf lagi. Tapi kemudian memeluk Dhea lagi. Dhea masih bingung pelukan macam apa ini. Yang jelas, Dhea tahu kalau Viko butuh menata hatinya karena ditnggal oleh Kirana.
            Tahun berganti. Dhea sudah berada di Seoul Korea. Malam hari, ia sibuk harus menyiapkan tugas dan laporan kuliahnya. Tapi HandPhonenya bergetar.
            “Yoppseo.” Jawabnya. “Duguseyo?” Tanyanya menanyakan siapa orang yang menelfonnya.
            “Loe mesti ke Rumah sakit sekarang. Gue pengen tahu gue tambah ganteng apa nggak.”
            Dhea kaget. “Viko... ini suara viko kan? Loe di Korea?”
            “Cepetan kesini!” Viko memberikan alamat rumah sakit tempat ia dirawat. Dhea hanya terkaget kaget. Lagi lagi ia melupakan kuliah hanya untuk mengurusi orang seperti ini.
            Setibanya di Rumah sakit, ia mencari kamar tempat Viko dirawat, Dhea was was. Apa benar Viko berada disini. Kamar 23. Dapat. Dhea menemukannya. Dibukanya pintu itu perlahan. Sepi. Tak ada suara dari kamar ini. Tapi mata Dhea liar, ia menemukan sosok Viko yang membelakanginya menghadap kaca melihat keluar.
            “Viko ...”
            Viko membalikkan badannya. Dhea dibuat kaget olehnya. Wajah Viko kembali seperti semula. Jauh lebih tampan dari yang aslinya. “Vik, elo ...”
            Viko tersenyum menghampirinya. “Iya, gue operasi plastik disini. Gimana gue ganteng kan?” Tanya Viko terkekeh.
            “Kenapa loe nggak bilang bilang? Kenapa tiba tiba disini? Kenapa nggak ada kabar? Berbulan bulan ini kenapa loe nggak ngangkat telfon gue? Loe mau menhindar? Tapi bukan gini caranya?” Dhea menahan tangis.
            “Hey.” Viko mengelus kepala Dhea. “Gue cuman bikin surprise buat elo.”
            “Tapi nggak gini Vik.”
            Viko memeluk Dhea erat. Erat sekali hingga Dhea susah bernafas. Tapi Dhea diam saja. Ia nyaman dipeluk seperti ini dengan Viko. “Gue sayang sama elo Dhe, Lo masih sayang kan sama gue?”
            Dhea terdiam. Lama sekali. Dhea tak menyangka Viko bakalan ngomong seprerti ini. Dhea menatap Viko lama, apa dia sadar ngomong seperti itu.
            Brak. Tiba tiba pintu dibuka. Kirana tiba tiba disini. Secepat kilat ia langsung merebut Viko dari Dhea untuk jatuh kepelukannya. “Gue cinta elo Vik.” Katanya lagi. “Ayo kita nikah. Gue nyesel mentingin kerjaan dari pada elo.”
            Viko diam saja diperlakukan seperti itu. Dhea ternganga, ternyata sayang itu hanya sebagai sahabat. Dhea tiba tiba mengambil langkah menjauh dari tempat itu dan langsung pergi. Ia terduduk ditaman. Ia luapkan kekesalannya disana. Dhea menangis sejadi jadinya.
            Seseorang lelaki datang menemuinya, sebenarnya dia tadi berusaha mengejarnya tapi lari Dhea begitu kencang hingga akhirnya lelaki itu menemukan Dhea disini.
            “Kenapa loe pergi Dhe.”
            Cepat cepat Dhea menghapus air matanya. “Oh, enggak kok. Gue takut ngganggu. Kirana ternyata juga ada disini. Sorry ya.” Dhea berusaha tegar walaupun ia tak bisa menyembunyikan sepenuhnya rasa sakit hatinya.
            “Gue juga nggak tahu kenapa Kirana dateng kesini. Gue juga kaget kenapa dia tiba tiba disini. Yang gue kasih tahu gue disini itu cuman elo Dhe, cuman elo.” Tegasnya lagi.
            Dhea bangkit, ia ingin pulang. Ia tak kuat harus begini terus menyaksikan rasa sakitnya bersama Viko. Tapi Viko menahannya.
            “Plis, jangan pergi lagi.” Viko memohon. Ia mengeluarkan sebuah kotak ungu dan diberikannya pada Dhea. Viko membantu membukanya. Sebuah cincin. Dhea meraihnya.
            Dhea menangis. “Apa loe sengaja buat gue sakit hati lagi? Kalok loe mau ngasih ke Kirana, kasih aja sendiri. Jangan loe liatin ke gue?” Dhea menampik cincin itu.
            Viko tak henti hentinya menenangkan Dhea yang memberontak ingin pergi dari tempat itu. Kini Dhea benar benar tak bisa menahan tangisannya. Pipi Dhea kini sudah basah akan air matanya. Viko tetap berusaha memberikan cincin itu pada Dhea. Sekilas dia memperhatikan cincin itu. Betapa kagetnya dia saat ia melihat namanya terukir jelas dicincin itu. ‘Dhea’.
            “Cincin ini buat elo.” Kata Viko.
            Dhea tertunduk lemas. “Tapi.” Dhea masih terisak. “Kirana dateng buat elo. Dia cinta sama elo. Loe seharusnya ngelamar dia lagi. Dia bener bener nyesel udah ninggalin elo. Bukannya Kirana itu cinta mati loe? Gue nggak mau elo nyesel.”
            Viko mengusap air mata Dhea dan menahan kepalanya untuk tetap sejajar dengan kepalanya. Hanya tiga centi jaraknya dengan wajah Dhea. “Kirana itu cuman cinta sama harta gue. Dia kembali juga karena gue udah operasi plastik. Gue nggak akan pernah nyesel kalok gue nikahnya sama elo. Loe mau kan nikah sama gue?” Tanyanya berharap.
            “Tapi.” Belum sempat Dhea memberikan komentar apa apa. Viko melumat bibir Dhea lama. Lama sekali. Tak ada pemberontakan dari Dhea. Dhea juga sangat menginginkannya.
            Kini Viko memeluk Dhea dengan sangat erat, merasakan tubuhnya mengobati rasa kangennya. “Makasih udah tulus cinta sama gue. Gue cinta elo. Loe mau kan nikah sama gue?”
            Dhea mengangguk. “Iya, gue mau. Mau banget.” Katanya sambil memeluk Viko erat.
            “Saranghae” Dhea berucap lagi
            “Nado Saranghae”Viko membalas.
by Devi Nandasari

Cerpen "I Love You Too" ( bagian 1 )



Nado Saranghae .. Aku juga mencintaimu .. I Love You Too
            Badai salju menyelimuti bumi Korea. Penerbangan pesawat dari Bandara Incheon  ke Jakarta terpaksa tertunda. “Huuuuffff...” Sesekali terdengar desahan nafas Viko yang kecewa sambil sesekali tangannya mencoret coret selembar kertas untuk mengusir kebosanannya. Viko sudah sangat tak sabar ingin segera pulang ke kampung halamannya karena sudah lebih dari empat tahun ia bersama Dhea menikmati suasana Korea tanpa pulang ke Indonesia. Maklum, mereka beruntung datang kesini hanya karena beasiswa. Jadi mereka tak mempunyai uang yang cukup untuk biaya pulang kerumah atau sekedar hura hura dinegeri orang.
            “Brrr..” Viko merasakan dinginnya salju hingga merasuk ketulang tulang. Ia sudah menunggu di Bandara sejak kemarin malam bersama teman baiknya. Beruntung Viko mempunyai teman seperhatian Dhea yang sudah sangat membantunya selama ini. Tapi sayang, saat Viko sudah menyelesaikan studynya yang setara S1nya disini. Dhea tetap tinggal di Korea karena ingin meneruskan studynya sampai S2.
            “Nih.” Dhea memberikan secangkir cappucino untuknya.
            “Gamsahamnida.” Ucapnya berterima kasih.
            “Gak kerasa ya, udah empat tahun kita kesini.” Dhea memulai pembicaraan sambil melirik Viko yang sudah sangat menggigil kedinginan.
            “Iya. Rasanya cepet banget.” Viko menatap sahabatnya lekat. Ia memperhatikan jelas raut mukanya. Pastinya, ia akan sangat kangen pada sosok orang yang ada didekatnya. “Loe yakin, bener bener mau nerusin beasiswa loe disini.” Nadanya mulai serius.
            Dhea nampak berfikir kemudian mengernyitkan dahinya. Sesekali ia mendesah. Tapi kemudian tersenyum menatap Viko.
            “Kalok nggak ada gue, loe tetep bisa jaga diri kan?” Tanya Viko  khawatir.
            Hahahahahahaha. Tawa Dhea meledak. “Apa nggak kebalik ya. Bukannya gue yang harusnya ngomong kaya gitu. Elo kan tiap hari nyusahin gue, bantuin buat tugas lah, laporan lah, makalah lah. Minta dimasakin. Minta dibeliin obat kalok sakit. Nyuruh gue ini itu. Sekarang, harusnya gue tanya. Gimana nasib idup lo kalok nggak ada gue? Haaa!!!”
            Hehehehe. Viko terkekeh. Ada benarnya juga perkataan Dhea. Memang selama ini Dhea banyak banget bantuin hidupnya di Korea. Mungkin kalok nggak ada Dhea gue belum lulus sampek sekarang. “Thanxs ya.” Viko berterima kasih untuk kedua kalinya untuk hari ini. Dan kalau ditotalin sejak empat tahun yang lalu, mungkin ini sudah keseribu kalinya Viko mengucapkan terima kasih pada Dhea karena ketulusan membantunya.
            Suara pengumuman terdengar jelas. Satu jam lagi pesawat Viko akan segera berangkat. Lagi lagi Dhea tersenyum, tapi Viko malah terlihat murung.
            “Loh kok murung?” Tanya Dhea penasaran.
            “Seandainya loe ikut sama gue balik, gue pasti nggak sesedih ini.”
            “Come on. Palingan bentar lagi gue juga nyusul elo kok. So, tunggu aja.”
            Viko tersenyum lagi. “Bener ya.”
            “Iya.” Jawabnya mantap. “Ok. Loe udah cek kan, barang barang bawaan lo. Baju, tas, oleh oleh, semuanya lengakap kan.”
            “Lengkap dong.” Tangan Viko merogoh saku jaketnya. Sepertinya ia mengambil sesuatu. Tetapi ia agak kesusahan saat ia mengambilnya. Sebuah kotak kecil berwarna merah berhasil ia keluarkan. “Liat deh.”
            Dhea penasaran. “Apaan nih.” Dhea meraih kotak itu dan membukanya. “Waahhh.” Tangan Dhea gemetar. Ia terbelalak. Sebuah cincin emas cantik diberikan oleh sosok lelaki dihadapannya. “Cantik banget Vik.” Katanya lagi. Ia tersenyum gembira. Dicabutnya cincin itu dari tempat kotak itu dan menimang nimang cincin itu. Benar benar bagus banget. Ia tak percaya Viko akan memberikan cincin semanis itu untuknya. Dhea sumringah.
            Dhea melihat detail cincin itu, Ia menemukan suatu hal yang membuatnya sangat terkejut. Sebuah nama terukir jelas. ‘Kirana’. Ternyata cincin itu bukan untuknya. Melainkan untuk Kirana yang juga sahabat lamanya di Jakarta. Dhea menyembunyikan rasa kecewanya dengan sedikit candaan. “Loe masih cinta sama Kirana?” Tanyanya penasaran.
            “Iya lah Dhe. Dia itu cinta pertama gue dan seterusnya akan cinta sama dia.”
            “Tapi, bukannya loe udah ditolak mentah mentah ya sama dia.” Dhea menata kembali kata katanya untuk menyembunyikan perasaannya.
            “Iya sih, tapi pas dia tau gue kuliah diluar negri. Dia ngasih kesempatan ke gue. Kalok gue udah jadi orang yang sukses. Dia janji dia bakal mertimbangin gue jadi pacarnya.”
            “Loe yakin?” Tanya Dhea lagi.
            Viko tersenyum. “Pastilah gue yakin. Gue cinta banget sama dia. Gue yakin dia bakal nerima ketulusan gue.”
            Dhea tersenyum. “Ok. Good luck ya buat semuanya.”
            “Setelah gue bener bener diterima kerja diperusahaan tempat gue ngelamar itu. Gue pengen langsung ngelamar dia.”
            “Apa?” Dhea nyesek mendengar kata kata terakhir Viko. Namun Dhea tetap saja masih tersenyum mencoba membendung air matanya yang sudah mulai keluar.
            Pesawat Viko sudah akan berangkat. Viko berpamitan pada Dhea. Sebuah pelukan hangat diterima oleh Dhea. Sepertinya Dhea tak ingin melepaskan pelukan ini. Ia ingin segera menghentikan waktu untuk tetap bersama Viko seperti ini. Tapi malang, Viko dan Dhea tetap berpisah. Dhea hanya bisa melihat punggung Viko berjalan menjauh. Saat itu juga Dhea menumpahkan tangisannya. Ia tak rela. Ia tak rela harus kehilangan Viko. Ia tak rela harus melihat Viko bersama orang lain. Andaikan dia tahu, kalok Dhea sangat amat mencintainya.
# # #
            Viko tiba di bandara Soekarno Hatta tepat pukul 5 pagi. Huaaahhh.. Ia menghirup nafas dalam dalam. Sudah lama sekali ia tak merasakan udara Indonesia. Hiruk pikuk kota Jakarta belum begitu dirasakannya. Maklum, jam segini orang orang masih pada molor di rumahnya masing masing.
            Mata Viko liar, sebenernya ia sudah janjian dengan Karina untuk menjemputnya. Tapi nihil, dia tidak bertemu Kirana. Tangannya meraih Hand Phone dan memanggilnya. Tapi sayang, HP Kirana tidak aktif. Padahal rasa kangennya pada gadis pujaannya sudah diujung tanduk, ia sangat ingin bertemu dengan Kirana. Viko terduduk, menunggu Kirana. Mungkin dia hanya telat sebentar. Ditimang timang foto Kirana yang dijadikan walpaper HandPhonenya. “Aku kangen kamu ....” Desisnya.
            Jam sudah menunjukkan pukul 7, dua jam ia menunggui gadisnya tapi tak ada hasil. Ia mencoba memanggilnya tapi masih tidak aktif. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang sendiri naik taxi.
            Setibanya dirumah, Viko disambut layaknya Presiden. Semua keluarganya berkumpul menemui dan mengerumuni Viko. Viko geli sendiri, saat semuanya berebutan untuk memeluk dirinya. Tapi, ia juga tak menyembunyikan kegembiraannya saat melihat wajah orang tuanya tersenyum bangga.
            Hari sudah larut, tapi Viko tak sabar ingin menemui Kirana. Ia bahkan nekat pergi kerumahnya. Diketok pintu rumahnya keras. Menunggu jawaban dari siempunya rumah. Penantian Viko membuahkan hasil. Pinu dibuka, senyum manis Kirana terpasang jelas.
            “Hai ..” Viko gerogi. “Apa kabar?” Viko salah tingkah. Sudah empat tahun ia tak bertemu orang yang sangat dicintainya dan sekarang berdiri dihadapannya. Tanpa ba bi bu, ia langsung memberikan sekotak cincin untuknya dan langsung melamarnya. “Kamu pernah bilang, kamu bakalan nunggu aku. Kamu bilang kamu bakalan terima aku kalok aku udah balik dan sukses. Sekarang aku udah balik, apa kamu mau terima aku?” Jantung viko berdetak keras.
            Senyum Kirana melebar. “Kamu bener bener diterima jadi manager di Perusahaan itu?”
            Viko mengangguk.
            Kirana tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. “I Love you too.” Kirana cepat cepat memeluk Viko. Setelah sekian lama, akhirnya Viko berhasil mendapatkan cinta Kirana.
            “Marry me ...” Viko memohon.
            “Tapi ...” Kirana nampak berfikir. Usianya masih belum begitu dewasa, tapi ia tiba tiba sudah dilamar. Apa dia sanggup untuk menikah dan menjadi seorang ibu rumah tangga.
            “Aku pengen aku udah menikah saat aku nerusin kuliah S2 ku. Aku pengen kamu nemenin aku dihari hariku nanti. Plisss, terima aku.”
            Kirana berfikir lagi. Viko bakalan kuliah lagi. Viko yang ia kenal sekarang bukanlah Viko yang dulu. Ia sudah mapan, pintar dan tambah ganteng sekarang. Nggak seperti Viko yang dulu, yang miskin yang udik yang dikiranya tak mempunyai masa depan. Kirana tak mungkin menyia nyiakan kesempatan emas ini. Dia bakalan hidup makmur kalau menikah dengan pria ini.
            “Iya, aku mau ...” Jawabnya tegas.
            Viko teramat senang. Ia memeluk Kirana dengan erat. Belum pernah ia sebahagia ini. Wanita yang ia idam idamkan menerima lamarannya.
            Hari berganti Minggu, Minggu berganti Bulan, Bulan berganti tahun. Tahun ini, tepat bulan depan, pesta pernikahan Kirana dan Viko digelar. Banyak teman temannya syok atas keputusan ini. Tak hanya usia mereka yang masih sangat muda. Apakah mereka yakin akan melangkahkan kakinya untuk benar benar menikah. Saat pertama kali mendengar berita ini, Dhea syok setengah mati. Mana mungkin Viko setega itu dan langsung menikah sementara Dhea sahabatnya dari kecil masih melanjutkan studynya diKorea. Hati Dhea benar benar hancur. Ia masih tak percaya. Seandainya Viko tahu kalau Dhea juga sangat mencintainya.
            Tapi sayang. Viko sudah mengambil keputusan. Dia akan menikah. Untuk menuruti kemauan calon istrinya yang gila kemewahan ia harus bela belain beli baju pengantin import dan pergi mengunjungi designernya sendiri.
            Naas. Ditengah perjalanan, Viko kecelakaan. Saat itu Kirana berhasil selamat. Mobil Viko dihantam dari depan oleh sebuah mini bus. Kirana hanya mengalami luka ringan karena ia duduk di jok mobil belakang menunggui barang belanjaannya. Sedangkan Viko sangat parah, mukanya sebelah kiri remuk. Guratan guratan lukanya membekas menyeramkan.